Buat teman-teman yang ingin berbagi Cerita Misteri silahkan Klik Disini. Seperti temen-temen yang lain, Nantinya pasti saya post ke dalam blog ini. Thanks Keep Share.
Rubi Cha Satpam Wanita Tangguh
Jumat, 09 November 20120 komentar
Hai bertemu lagi dengan gw Agung - Jakarta Timur. Cerita yang kali ini gw kirimkan bukan dari tempat gw tinggal, melainkan dari kisah nyata teman gw nan jauh disana yang bernama Rubi Cha (nama disamarkan), mari kita simak ... Namanya Rubi, ia baru 3 bulan kerja sebagai satpam wanita di sebuah ruko tempat perbelanjaan berlantai 3. Sebagai wanita dia rela bekerja demi menyambung hidup asalkan "halal". Malam pertama ketika Rubi bekerja, tepat malam Selasa kliwon pukul 02:33, Rubi mengelilingi ruko itu. Semula, Rubi mengetahui cerita dari teman-temannya bahwa ada bunyi yang aneh dan beberapa lampu sering hidup sendiri, padahal panel pusat telah dipadamkan, Rubi tak menggubris hal tersebut. Menurutnya, itu hal yang wajar dan lumrah dalam kehidupan alam ghaib. Rubi termasuk orang yang tekun beribadah, jadi ia hanya bisa berserah kepada ALLAH SWT. Setelah beberapa saat ia mengelilingi ruko, ia melihat seorang lelaki berjalan kearahnya. Lelaki itu memakai baju seperti orang China, kaos putih dan celana hawai coklat. Kontan Rubi mengucapkan salam karena ia pikir lelaki itu seorang manusia, tetapi lelaki itu hanya terdiam sambil berlari menjauh. Rubi kaget, lalu mengejarnya, karena ia pikir orang itu ingin berniat jahat. Namun apa yang terjadi, lelaki tersebut hilang dalam sekejap. Rubi mencari ke setiap sudut, mungkin orang itu bersembunyi, dan ternyata lelaki itu telah menghilang entah kemana. 2 hari kemudian, tepat malam Jum`at, Rubi kembali bertugas malam. Menunggu giliran berkeliling membuat Rubi mengantuk dan tertidur. Tiba-tiba ia merasakan hangat di bagian wajahnya. Ketika membuka mata, ia sangat terkejut, terlihat seorang wanita berambut panjang, wajahnya terkelupas seperti habis terbakar dan taring giginya yang panjang nan runcing ke depan yang nampak jelas seolah mau mengigitnya. Spontan Rubi mengucapkan astagfirullah, sambil mendorong wajah wanita yang menyeramkan itu, dan lenyap seketika. Lalu dimalam berikutnya, ia kembali bertemu dengan sosok lelaki yang mengenakan baju seperti orang Cina yang ia temui malam sebelumnya. Rubi pun mendekat perlahan ke arah lelaki tersebut. Namun Rubi baru tersadar ketika ia melihat kaki lelaki itu tidak menapaki lantai ruko. Rubi akhirnya mengerti bahwa lelaki itu ternyata memang bukan manusia. Tak lama kemudian, makhluk itu hanya diam memandang kearahnya. Spontan Rubi mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, sosok itu mendekat dan berjabat. "Dingin" itu yang dirasakan Rubi ketika berjabat tangan. Lalu sosok itu mendeham arrrggg... Rubi memandangi wajah lelaki itu, nampak jelas wajahnya, putih pucat pasi. Rubi pun membaca ayat kursi dalam hati, namun tiba-tiba kuku lelaki itu memanjang. Rubi terhentak, lalu ia membaca ayat kursi kembali dengan genggaman kuat. Tiba-tiba, "wusshh" lelaki itu menghilang dari pandangan matanya. Rubi pun akhirnya terbiasa, namun hal itu sungguh menguras tenaganya karena hanya Rubi yang dapat melihat setiap penampakkan. Rekan sekerjanya yang lain tidak pernah melihat mahluk gaib di ruko ia bekerja, hanya sering mendengar suara aneh atau drum sampah yang menggelinding sendiri. Akhirnya Rubi disarankan oleh teman yang mempunyai indra ke 6, bahwa bila melihat sosok yang tidak jelas seperti itu jangan diladeni, cuekin saja pura-pura tidak tahu. Dan ternyata ruko yang baru dibangun itu dahulunya memang tempat bekas pertahanan benteng zaman perang, dan kebanyakan yang berjaga di benteng itu adalah orang China. Ditambah lagi setiap toko yang berjualan, ada yang menaruh barang-barang pengasih untuk melariskan tokonya, jadi unsur energi negatif bercampur, sehingga penampakkan mahluk gaib sangat jelas sekali, padahal mereka jarang menampakkan diri dengan rupa yang mirip manusia, apalagi sampai bisa menyentuh tubuh manusia yang beda dengan tubuh mereka. Wawlaahu` alaam. Ini ceritaku yang ke lima, terima kasih sudah mau membacanya, silahkan berkomentar ...
Posting Komentar