YOGYAKARTA - Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta segera mengembangkan tanaman Gama Melon Parfum yang bisa menjadi bahan dasar parfum.
Dalam uji penelitian Kebun Pendidikan Penelitian Pengembangan Petanian (KP4) UGM, tanaman itu bisa tumbuh dengan sangat memuaskan.
Dosen Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc., sebagai pemrakarsa penelitian itu, di sela-sela panen Gama Melon Parfum di Kebun Pendidikan Penelitian Pengembangan Petanian (KP4) UGM, Gama melon parfum, merupakan kultivar baru, merupakan hasil persilangan antara indukan NO3 dengan MR5.
Kultivar ini mempunyai karakter fenotip ukuran buah kecil, kulit buah berwarna hijau dan terdapat ornament unik, rasa pahit, namun memiliki aroma yang sangat wangi.
"Dalam satu tanaman dapat dikembangkan 4-10 buah sehingga dapat diperoleh buah dalam jumlah banyak,'jelas Budi. Budi menyatakan, aroma wangi yang sangat kuat dari buah tersebut berpotensi dapat dijadikan bahan baku parfum dari bahan alam. Produk parfum yang nanti dihasilkan dapat mengurangi ketergantungan pada produk impor barang-barang kosmetik.
"Gama Melon Parfum ini dapat dijadikan subtitusi bahan baku parfum yang selama ini berasal dari bahan sintetik yang cenderung tidak ramah lingkungan," kata Budi dengan menambahkan, "Biasanya kita impor bahan-bahan sintetik untuk parfum dari Korea." .
Budi yang lama menjadi peneliti melon ini menjelaskan bahwa kultivar Gama Melon Parfum ini telah selesai melalui uji adaptasi di KP4 UGM dan akan dilakukan karakterisasi genetik serta senyawa volatil yang terkandung di dalamnya.
Dari program ini diharapkan mampu dihasilkan benih unggul Kultivar Gama Melon Parfum yang mampu dijual ke petani serta dihasilkan pula produk parfum yang mampu dijual ke konsumen.
Budi menuturkan setiap satu pohon Gama Melon Parfum rata-rata bisa berbuah antara 4-10 buah dengan berat per buahnya antara 50 gr hingga 4 ons. Sedangkan untuk masa panen membutuhkan waktu sekitar 55-58 hari. Dalam panen kemarin bisa dipetik 600 pohon.
Posting Komentar