Strabach diadili di Pengadilan Tinggi Australia Barat atas pembunuhan pria asal Perth Selatan bernama Murray Quartermaine. Perempuan Perancis ini mengaku tak bersalah atas pembunuhan karena kegilaan namun tak menolak tuduhan ia menikam ayah empat anak berusia 79 tahun itu sebanyak 211 kali serta memotong alat kelamin pada Januari tahun lalu.
Murray Quartermaine (kiri), korban pembunuhan sadis dan keji yang dilakukan Valentina
Kemarin, dua ahli jiwa memberikan kesaksian dalam sidang itu terkait dengan gangguan diagnosed chronic paranoid schizophrenic. Kesaksian ibu Strabach juga dibacakan di depan pengadilan.
Dr Mark Hall, seorang ahli jiwa yang memberikan bantuan konsultasi ke Strabach mengatakan perempuan muda itu mengalami gangguan mental ketika membunuh Quartermaine.
Meski demikian, meski kesimpulannya Strabach mengalami delusi namun ia masih melakukan hal-hal lain yang normal seperti pengakuannya mengeluarkan rintihan keras bercinta untuk menutupi suara saat ia membunuh korbannya.
Dr Hall mengatakan Strabach hidup di dunia, yaitu dunia nyata dan dunia kegilaannya, serta keduanya mengalami kebingungan ketika pelaku melakukan pembunuhan. Hall juga menambahkan bahwa Strabach mengalami gangguan seperti mendengar suara-suara aneh dan tak memiliki kemampuan kontrol diri. Sebuah pernyataan tertulis dibuat ibu Strabach, Cristina Angela Callargo, yang mengatakan anaknya mengalami kekerasan saat ia masih kanak-kanak.
(The Sydney Morning Herald, Courier Mail, Perth Now)
Posting Komentar