KOMPAS.com - Dalam usaha mengurangi dampak buruk malware dan spammer pada jaringannya, Facebook berencana menghapus status "Like" palsu yang diduga dibuat oleh akun berbahaya atau program otomatis. Hal tersebut diumumkan dalam sebuah posting di situs perusahaan.
Caranya adalah dengan menjalankan proses yang secara otomatis mengidentifikasi "Like yang dibuat oleh malware, akun yang dibajak, pengguna yang tertipu atau Like hasil pembelian." Situs jejaring sosial ini belakangan dilaporkan terus meningkatkan metode-metode pengawasan otomatisnya untuk melacak dan menindak status "Like" yang mencurigakan.
Facebook memperkirakan bahwa jumlah like yang bakal dihapus tidak akan mencapai satu persen dari jumlah total Like dalam suatu halaman.
Facebook Like yang berupa tombol bergambar kepalan tangan dengan acungan jempol digunakan untuk memberi tanggapan positif atas hal-hal seperti posting, foto atau video, dan juga digunakan pengguna untuk membuat koneksi dengan sebuah Page yang disukai.
Apabila pengguna memberi status "Like" pada sebuah Page Facebook, iklan, atau konten di luar Facebook, news feed pengguna akan memuat notifikasi tentang hal tersebut. Ini bisa dmanfaatkan pemilik bisnis untuk keperluan viral marketing yang tersebar luas di jejaring sosial.
Status "Like" palsu menjadi masalah besar bagi pencitraan Facebook yang bergantung pada tingkat efisiensi sistem "Like" untuk menarik pengiklan agar memanfaatkan jaringan sosial yang disediakan olehnya.
Facebook sebelumnya mengakui bahwa situs tersebut memiliki sekitar 1.5 persen akun "pengguna tidak baik" yang terhubung dengan malware, bot, dan spammer. Dengan hampir satu miliar pengguna di seluruh dunia, berarti terdapat sekitar 15 juta akun jahat.
Sebuah perusahaan startup bernama Limited Run baru-baru ini menghapus laman Facebook miliknya setelah mengetahui bahwa 80 persen klik iklan yang diterima ternyata berasal dari bot (mesin, bukan pengguna sungguhan).
Sebelum itu, sebuah investigasi oleh BBC pernah pula mengungkapkan bahwa profil jadi-jadian menjamur di Facebook dan banyak menebar "Like" palsu.
Posting Komentar