ISI
Belalang murah...belalang murah, sayang anak...sayang anak...
Sekitar bulan Juni, jika Anda kebetulan lewat di daerah Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Anda akan menjumpai banyak orang menjajakan belalang di pinggir-pinggir jalan. Bukan untuk makanan burung, tapi untuk dimakan oleh manusia. Tinggal pilih rasanya, yang gurih, pedas atau manis. Atau jika ingin memasaknya sendiri di rumah, bisa membeli yang masih mentah. Harganya murah, Rp. 200 setiap ekornya.
Pada musim-musim menjelang panen padi, belalang kayu banyak ditemukan, seringkali dalam jumlah besar. Tidak heran banyak penduduk Wonosari menjadikan berjualan belalang sebagai mata pencaharian musiman. Dalam sehari mereka dapat mengumpulkan hingga ratusan belalang dari kebun-kebun atau lading, sehingga uang puluhan ribu dapat mereka kantongi. Dan bukan hanya masyarakat sekitar Wonosari yang menjadikan belalang goreng sebagai lauk, beberapa pengendara mobil dari luar kota yang melintas juga banyak yang tertarik sebagai oleh-oleh.
Belalang Goreng Yummy
Karena jago meloncat dan terbang itulah, sehingga cukup sulit untuk menangkap seekor belalang dewasa dengan tangan kosong. Penduduk biasa menggunakan galah yang ujungnya diberi jarring kecil untuk menangkapnya. Sebelum memasaknya, belalang direndam dalam air panas sehingga mati. Kemudian jangan lupa untuk membuang kotoran, sayap dan kaki belakang. Pada kaki belakang ini terdapat duri-duri tajam, yang bisa tersangkut di tenggorokan kita.
Selain rasanya yang renyah dan enak, ternyata belalang juga memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Dalam setiap 100 gram �daging� belalang, terkandung setidaknya 20,6 gram protein, 6,1 gram lemak, 35,2 gram kalsium dan 5 gram besi. Bahkan dalam porsi yang sama, belalang merupakan sumber protein yang lebih baik daripada daging ayam dan kambing. Lebih dari itu, belalang goreng juga rendah kolesterol dan lemak.
Pizza Belalang Ala Victoria
Posting Komentar