Selamat datang di PakarnyaInfo.Blogspot.Com

Hari Ketiga

Selasa, 24 Juli 20120 komentar

Hi all.. Kyoko lagi disini, kali ini mau share kisah tentang pertemuan terakhir dengan almarhum nenek ku.

Kisah ini bermula pada tahun 1999, pada saat aku kelas 5 SD. Sebelum hari yang menyedikan itu tiba, pada 2 hari sebelumnya aku masih sempat main kerumah nenek ku yang berada di Kalimantan, tepatnya di jl.veteran, rumah yang tidak terlalu besar, bergaya lama, dan halaman depan masih dari tanah yang disemen semeteran buat menaruh kendaraan beroda dua.

Nenek ku masih muda, ketika itu beliau baru berumur 53 tahun. Dikeluarga papa hanya nenek yang menyayangi papa sedangkan saudaranya memandang rendah, oleh karena itu aku sangat menyayangi nenek.

2 hari setelah berkunjung ke rumah nenek, pada saat pagi aku tidak memiliki firasat apapun, masih pergi ke sekolah seperti biasa. Pada saat jam 9 istirahat pertama, papa datang dan menjemputku pulang, katanya nenek telah meninggal. Waktu itu aku mengira papa hanya bercanda, tapi ketika sampai di rumah nenek dan melihat sendiri tubuh nenek yang telah terbujur kaku, aku menangis sekencang-kencangnya.

Setelah aku tenang, para sepupu yang seumuran berkumpul di kamar dan mulai bercerita. Kata mereka, sebelum nenek meninggal ada seekor ular hijau yang masuk ke dalam rumah, dan tidur dibawah kursi kayu yang sedang ditiduri oleh nenek. Ketika melihat itu kakek segera mengusir ular itu dan memukul kepala ular hingga ular itu mati. Tak berapa lama kemudian setelah kejadian itu nenek ku ikut menghembuskan nafas yang terakhir.

Di adat ku (China), orang yang meninggal akan dibiarkan selama 3 hari sebelum dikuburkan, dan selama 3 hari itu semua saudara harus berkumpul dalam satu rumah almarhum. Nah malam hari ketika nenek ku meninggal, karena sepupu berkumpul semua aku tidak bisa tidur. Aku berjalan sendiri ke teras depan rumah, duduk dibawah pohon belimbing.

Awalnya aku tidak merasakan apa-apa, namun tak berselang lama ada angin dingin yang meniup dibelakang telinga. Tiba-tiba bulu roma ku merinding, ketika melihat kebelakang ada seekor ular besar yang kepalanya berdarah sedang menatap ku. Aku tidak takut karena ku menyukai ular.

Seketika aku berdiri dan berjalan ke ular tersebut dan mengambil tisu dari kantong piyama lalu melap darahnya, sambil bercerita tentang kepergian nenek ku. Ular tersebut tidak bergeming sama sekali. Ketika lega setelah bercerita aku masuk rumah dan tidur.

Paginya ular tersebut sudah tidak ada, dan hari kedua adalah penutupan peti. Hari ketiga, dini hari jam 4 kami bersiap-siap untuk berangkat ke tanah kuburan untuk memulai prosesi pemakaman ke arah pemakamam China di sungai-raya dalam, ternyata disana banyak sekali penampakan. Mungkin yang tinggal disana tau keadaannya karena banyak kuburan lama juga. Singkat cerita setelah proses pemakaman selesai kami pulang masih dalam keadaan berduka.

3 hari setelah proses pemakaman tersebut (kalau tidak salah hari Selasa jam 8 malam), ketika aku sedang berada di rumah di ruang tamu sedang mengerjakan tugas sekolah, ada yang mengajak ku berbicara. Aku tidak sadar dan menjawab saja. Ketika melihat itu adalah beliau (alm.nenek), aku senang sekali. Dia mengelus rambut ku, wajahnya pucat namun tidak menakutkan dan berkata "Cucu, jaga orangtua mu baik-baik dan bahagiakan mereka, jangan menaruh dendam kepada saudara yang lain karena mereka jahat kepada papa". Setelah berkata seperti itu dia hilang.. benar-benar hilang. Itulah wajangan terakhir darinya dari nenekku tersayang.

NB: Ada kepercayaan dimana setelah 3 hari dikuburkan, arwah yang meninggal akan kembali melihat anak-cucunya, setelah itu dia akan kembali ke alamnya.

Sekian cerita ku, maaf kalau seperti curhat dan tidak menyeramkan. Oh ya ular yang waktu itu ku datangi adalah ular yang dibunuh kakekku, dia pernah datang ke mimpiku untuk mengatakan trima kasih dan menjadi penjaga ku sampai sekarang ini.
Share this article :

Posting Komentar

 

Copyright © 2011. info - All Rights Reserved

Proudly powered by Blogger