Terpaku ketika melihat kuntilanak dibawah pohon pisang, berpakaian putih lusuh, kaki yang tak menapak ke tanah, rambut yang panjang tak terurus menutupi sebagian mukanya, sedikit muka terlihat seperti habis terbakar, kulit terkelupas gosong, matanya menatap tajam kearah Jejen yang sedang memotong daun pisang.
Komeng : Astagfirullahallazim, (dalam hati terucap, terkejut melihat kuntilanak dibawah pohon pisang, gelisah, mondar-mandir).
Beng-beng : Lenapa loe Meng? (melihat komeng mondar-mandir, ditanya pun hanya diam saja).
Jejen : ... (terus memotong daun pisang).
Beng-beng dan Jejen tak sadar dengan keberadan kuntilanak yang ada dibawah pohon pisang dipinggir kali, hanya Komeng yang melihat walau pun tak bertatapan. Kuntilanak itu sudah membuat komeng gelisah tak menentu dan hati berdebar-debar tak karuan.
Ini adalah kejadian ketika sedang mengambil daun pisang dipinggir kali untuk acara NGE-LIWET (nongkrong sambil makan-makan bersama) Sabtu malam jam 10 malam, diperankan oleh Komeng, Beng-beng dan Jejen. Ini ceritaku yang ke empat, kejadian masih disekitar tempatku tinggal.
Terima kasih sudah mau membacanya, silahkan berkomentar (Agung, Jakarta Timur)
Posting Komentar